STRATEGI PENGEMBANGAN DAKWAH MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATORY ACTION RESEARCH
Nur Kholik Afandi*
Abstract: In social change, Da’wah is a social engineering which was oriented on the effort to build the civilization, educated people, and religious. The right strategy was needed to build the change suitable with the condition and situation of people. So, the change could make people better than before. Because of that, Da’wah should have humanistic approach. People should be made as the subject and also object in the implementation. One of many strategies used in the da’wah development strategy was participatory action research. The implication and implementation of this approach were marked with people participation to find and solve problems themselves. So, Da’i just make a role as the facilitator in da’wah development
Kata Kunci: Stretagi Pengembangan dakwah, action research
PENDAHULUAN
Dakwah sebagai sebuah misi perjuangan dan pergerakan umat Islam, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam dalam rangka melaksanakan pembinaan dan pengembangan umat. Pembinaan berarti suatu kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan hal-hal yang telah ada sebelumnya, sedangkan pengembangan berarti suatu kegiatan yang mengarah pada pembaharuan dan pengadaan sesuatu yang belum ada.
Oleh karena itu hakekat dakwah Islam bukan hanya untuk menambah pengikut, tetapi upaya untuk menyadarkan manusia akan kebenaran, akan kemanusiaanya dan tanggungjawabnya, untuk menyelamatkan manusia dari kekufuran, kebodohan dan kemiskinan untuk membangun kedamaian ( harmonis), kesejahteraan , kemajuan dan kemandirian. [1]
Berdasarkan hakekat dakwah Islamiyah tersebut, maka keberadaan agama sangat diperlukan sekali dalam mengadakan perubahan atau transformasi sosial. Keberadaan agama juga membantu terjadinya proses penyesuaian dan penyeleksian norma-norma sosial yang ada dalam masayarakat, sehingga norma-norma yang ada senantiasa mengikti terhadap perkembangan dan perubahan sosial. Namun di lain fihak penafsiran yang salah terhadap nilai-nilai agama juga menyebabkan terjadinya “staus quo” terhadap perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sehingga agama tidak memberikan perubahan pada masyarakat.
Peran agama dalam mendorong terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat merupakan salah satu prasarat pembangunan, hal ini disebabkan karena tanpa perubahan sosial maka pembangunan tidak akan terlaksana. Inti dari pembangunan masyarakat adalah bagaimana masyarakat mampu mengembangakan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki, sehingga menumbuhkan keberdayaan dalam memenuhi kebetuhannya. Sehingga pembangunan masyarakat, yang berorientasi pada upaya pengembangan masyarakat mampu menciptakan masyarakat yang mandiri, masyarakat yang berdaya, masyarakat yang otonom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar